Jalaluddin Rumi

Jalaluddin Rumi adalah seorang Sufi asal Turki yang memiliki banyak karya tentang kehidupan dan cinta.

Karyanya tentang syair-syair dan puisi yang menyentuh menjadikan Ia sebagai Sufi yang sangat terkenal.

Dalam karya-karyanya Jalaluddin Rumi selalu memberikan nasehat tentang kehidupan kepada siapa saja yang ingin merasakan hidup lebih baik.

Berikut adalah kata-kata bijak Jalaluddin Rumi.

  • Dialah yang membuat yang tidak ada menjadi tampak nyata, dan meskipun nyata ada, Dia pulalah yang membuatnya menjadi tidak tampak. [Jalaluddin Rumi]
  • Semua ada di dalam dirimu. Mintalah melalui dirimu sendiri. [Jalaluddin Rumi]
  • Usaha dan doa tergantung pada cita-cita: Manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. [Jalaluddin Rumi]
  • Dengan cinta, yang pahit menjadi manis. Dengan cinta, tembaga menjadi emas. Dengan cinta, sampah menjadi jernih. Dengan cinta, yang mati menjadi hidup. Dengan cinta, raja menjadi budak. Dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan seseorang di atas tahta seperti ini? [Jalaluddin Rumi]
  • Hawa nafsumu adalah induk segala berhala: berhala jasmani adalah ular, namun berhala ruhani adalah naga. [Jalaluddin Rumi]
  • Adakah pelukis yang melukis sebuah lukisan indah demi lukisan itu sendiri? [Jalaluddin Rumi]
  • Dia adalah Yang tidak mempunyai ketiadaan, saya mencintainya dan saya mengaguminya. [Jalaluddin Rumi]
  • Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu! Dan karena itulah, qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya. [Jalaluddin Rumi]
  • Selamat tinggal hanya untuk mereka yang suka dengan mata mereka. Karena bagi mereka yang suka dengan hati dan jiwa tidak ada hal seperti pemisah. [Jalaluddin Rumi]
  • Di gurun pasir tanpa batas, aku kehilangan jiwaku, dan menemukan bunga mawar ini. [Jalaluddin Rumi]
  • Betapa bahagia saat kita duduk di istana, kau dan aku, dua sosok dan dua tubuh namun hanya satu jiwa, kau dan aku. [Jalaluddin Rumi]
  • Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, Kusimpan kasih-Mu dalam dada. [Jalaluddin Rumi]
  • Alasan tak berdaya dalam ekspresi cinta. [Jalaluddin Rumi]
  • Meskipun aku diam tenang bagai ikan, tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan. [Jalaluddin Rumi]
  • Singa terlihat paling tampan ketika sedang mencari mangsa. [Jalaluddin Rumi]
  • Ikat dua burung bersama. Mereka tidak akan dapat terbang, kendati mereka tahu memiliki empat sayap. [Jalaluddin Rumi]
  • Hati manusia selalu terbuka dan dapat menerima segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi bagian dari Sufi. [Jalaluddin Rumi]
  • Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam. [Jalaluddin Rumi]
  • Jangan berduka. Apapun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain. [Jalaluddin Rumi]
  • Jualah kepandaianmu dan belilah kebingunganmu. [Jalaluddin Rumi]
  • Karena cinta duri menjadi mawar karena cinta cuka menjelma anggur segar. [Jalaluddin Rumi]
  • Mata hati punya kemampuan 70 kali lebih besar untuk melihat kebenaran dari pada indra penglihatan. [Jalaluddin Rumi]
  • Perkecillah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih besar dari dunia. Tiadakan dirimu, maka jati dirimu akan terungkap tanpa kata-kata. [Jalaluddin Rumi]
  • Hikmah Tuhan menciptakan dunia supaya segala sesuatu yang ada dalam pengetahuan-Nya menjadi tersingkap. [Jalaluddin Rumi]
  • Di hadapan Tuhan, pendek kata, segala yang merupakan tujuan kita adalah nama kita yang sebenarnya. [Jalaluddin Rumi]
  • Dalam perjalanan itu tak ada lorong sempit yang lebih sulit dari ini, beruntunglah orang yang tak membawa kedengkian sebagai teman. [Jalaluddin Rumi]
  • Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. [Jalaluddin Rumi]
  • Jangan kau seperti iblis, Hanya melihat air dan lumpur ketika memandang Adam. [Jalaluddin Rumi]
  • Bulan tetap terang ketika tidak menghindari malam. [Jalaluddin Rumi]
  • Luka adalah tempat di mana cahaya masuki Anda. [Jalaluddin Rumi]
  • Yang tergelap di dunia adalah rumah kekasih tanpa Kekasih. [Jalaluddin Rumi]
  • Setiap orang melihat sesuatu yang tak terlihat menurut kadar cahayanya. Semakin sering ia menggosok cermin hatinya, semakin jelaslah ia melihat segala. [Jalaluddin Rumi]
  • Jika Anda jengkel terhadap setiap gesekan, bagaimana cermin Anda akan dipoles. [Jalaluddin Rumi]
  • Air berkata kepada yang kotor, “Kemarilah.” Maka yang kotor akan berkata, “Aku sungguh malu.” Air berkata, “Bagaimana malumu akan dapat dibersihkan tanpa aku? [Jalaluddin Rumi]
  • Kata-kata lembut yang kita katakan kepada pasangan kita tersimpan di suatu tempat rahasia di surga. Pada suatu hari, mereka akan berjatuhan bagaikan hujan, lalu tersebar, dan misteri cinta kita akan tumbuh bersemi di segala penjuru dunia. [Jalaluddin Rumi]
  • Kematian adalah jembatan yang menghubungkan orang yang mencintai dengan yang dicintainya. [Jalaluddin Rumi]
  • Hidup adalah perjalanan yang mengakibatkan keterpisahan demi kemanunggalan. [Jalaluddin Rumi]
  • Cinta adalah lautan tak bertepi, langit hanyalah serpihan buih belaka. [Jalaluddin Rumi]
  • Cinta adalah suatu penyakit, orang yang dihinggapinya tidak pernah ingin disembuhkan. [Jalaluddin Rumi]
  • Cinta dan kelembutan adalah sifat manusia, amarah dan gairah nafsu adalah sifat binatang. [Jalaluddin Rumi]
  • Di manapun, jalan untuk mencapai kesucian hati ialah melalui kerendahan hati. [Jalaluddin Rumi]
  • Ketakutanmu terhadap maut sesungguhnya adalah ketakutanmu terhadap dirimu sendiri. [Jalaluddin Rumi]
  • Cahayalah yang membuat warna dapat dilihat: di malam hari. Merah, hijau, dan coklat muda hilang dari pandanganmu. [Jalaluddin Rumi]
  • Dalam hal kedermawanan dan menolong orang, Jadilah seperti sungai. [Jalaluddin Rumi]
  • Dengan hidup hanya sepanjang tarikan nafas jangan tanam apa-apa kecuali cinta. [Jalaluddin Rumi]
  • Hanya hati yang dipenuhi dengan cinta yang dapat menjangkau langit tertinggi. [Jalaluddin Rumi]
  • Mati tanpa cinta adalah kematian terburuk dari segala kematian. [Jalaluddin Rumi]
  • Apa yang menyakitimu, memberkatimu. Kegelapan adalah lilinmu. [Jalaluddin Rumi]
  • Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang, ingatlah kepadaKu, kerana Akulah jalan itu. [Jalaluddin Rumi]
  • Keakraban dan keramahan lahir bila jiwa kita jadi gembira. [Jalaluddin Rumi]
  • Adakalanya lebih baik bersama dengan orang yang kurang terhormat daripada tinggal seorang diri. Kendati gagangnya sudah rusak, setidaknya ia masih melekat di pintu. [Jalaluddin Rumi]
  • Segalanya yang kau lihat mempunyai akarnya di dalam dunia yang tak terlihat. Bentuk akan berubah, namun intisarinya tetaplah sama. [Jalaluddin Rumi]
  • Jika secara lahir isterimu yang kau atur, maka secara batin engkaulah yang diatur isterimu yang kau dambakan itu. [Jalaluddin Rumi]
  • Janganlah gunakan pedang kayu dalam perang. Pergilah, cari yang dari baja, kemudian majulah dengan gembira. [Jalaluddin Rumi]
  • Bersyukurlah untuk siapa pun yang datang, karena masing-masing telah dikirim sebagai panduan dari luar. [Jalaluddin Rumi]
  • Dunia manusia adalah batin yang memiliki kemegahan. [Jalaluddin Rumi]
  • Dunia ini dan dunia sana tak henti-hentinya melahirkan: setiap sebab adalah ibu, akibatnya adalah sang anak. [Jalaluddin Rumi]
  • Cinta adalah lukisan orang yang getir menjadi manis, sebab dasar semua cinta adalah kebajikan moral. [Jalaluddin Rumi]
  • Cinta bagai perantara yang menaruh kasihan, datang memberi perlindungan pada kedua jiwa yang sesat ini. [Jalaluddin Rumi]
  • Setiap waktu yang berlalu tanpa cinta akan menjelma menjadi wajah memilukan di hadapan Tuhan. [Jalaluddin Rumi]
  • Sesungguhnya, inti dari cinta adalah rahasia yang tak dapat terungkap. [Jalaluddin Rumi]

396 thoughts on “Jalaluddin Rumi”

  1. We stumbled over here by a different page and thought I should check things out. I like what I see so i am just following you. Look forward to finding out about your web page again.

  2. Nice read, I just passed this onto a friend who was doing some research on that. And he actually bought me lunch as I found it for him smile So let me rephrase that: Thank you for lunch! “Remember It is 10 times harder to command the ear than to catch the eye.” by Duncan Maxwell Anderson.

  3. Thank you a lot for sharing this with all of us you actually know what you are talking about! Bookmarked. Kindly also discuss with my website =). We will have a link alternate arrangement among us!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top