Suatu hari, murid seorang guru terkenal terlibat perdebatan dengan seorang pejabat yang bodoh.
Mereka terlibat dalam perdebatan soal berapakah hasil kali 8 X 0.
Menurut pejabat bodoh itu, hasilnya adalah 8.
Sementara si murid guru terkenal berusaha mengajarkan bahwa 8 X 0 adalah Nol!.
Mereka pun mulai berdebat.
Dan dalam perdebatan itu, akhirnya, si murid itu pun mengajaknya menemui gurunya yang terkenal sangat pintar dan sangat bijaksana.
Banyak orang yang kemudian tertarik untuk melihat apa yang terjadi.
Dan saat bertemu gurunya, si murid itu pun berkata,
“Guru, tolong kasih tahu si bapak pejabat ini. Masak dia bilang 8 X 0 hasilnya 8”.
Sementara itu, si pejabat yang sudah kesel dan marah itu berkata, “Tolong kasih tahu muridmu, bahwa 8 X 0 itu 8! Tidak usah berdebat dengan saya soal kebenaran ini!”.
Akhirnya, si guru itupun menampar kepala si muridnya dan berkata, “Kamu bodoh! Si bapak pejabat itu yang benar! Sudah, kamu pulang saja!”
Lalu, murid itu disuruhnya pulang dan orang pun bubar.
Si pejabat itu pun, tampaknya puas dengan si guru lalu pergi meninggalkan tempat mereka.
Si murid itu mau protes. Tapi, karena perintahnya sudah jelas, maka ia pun pulang ke perguruan. Tapi, masih dengan hati yang jengkel.
Lalu, malam harinya, karena tidak terima, maka si murid itu datang menemui gurunya. Lalu si murid itu buka mulut!
“Guru pasti tahu 8 X 0 itu ya hasilnya nol! Kenapa guru membela pejabat itu?”
Si guru yang bijak itupun berkata, “Tentu saja saya tahu. Tapi, apa untungnya kalau kamu menang dalam perdebatan itu. Pertama, ada begitu banyak orang yang akan melihat si pejabat itu dipermalukan. Kedua, si pejabat itu bisa membalas dengan cara yang berbeda, hanya untuk urusan yang sepele. Kalau pun mau kasih tahu, caranya bukan dengan berdebat di depan umum!”.
Poin Pembelajaran:
Selain pintar, kamu juga harus cerdik dalam melihat situasi. Itulah kecerdasan emosi yang sesungguhnya.
Buat apa menang berdebat dengan seseorang tapi, ujung-ujungnya justru jadi perkelahian dan pertengkaran bahkan menciptakan musuh di masa depan.
Belajar untuk “memberi muka” pada seseorang, maka kamu pun terhindar dari kebencian orang-orang kepadamu, itulah manusia yang cerdas emosi.