Suatu hari seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer.
Setiba di bandara, sang profesor dijemput oleh seorang prajurit muda yang ditugaskan untuk mendampingi selama kunjungannya di sana.
Setelah berjumpa dan saling memperkenalkan diri, mereka pun menuju ke tempat pengambilan kopor. Namun sepanjang perjalanan, si prajurit muda sering “menghilang”.
Banyak hal yang dilakukannya secara spontan. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka.
Kemudian, ia menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Banyak lagi yang dilakukannya.
“Anak muda, bapak sungguh terkesan dengan kebaikan hatimu. Begitu sibuk memperhatikan dan menolong orang lain. Darimana kamu belajar melakukan hal-hal seperti itu?” Tanya sang profesor kepada si prajurit.
“Oohh, selama masa perang saya kira,” jawab si prajurit sambil tiba-tiba mengerutkan kening, seakan mengingat banyak kejadian buruk di masa perang.
Kemudian dia bertutur tetang kisah perjalanan tugasnya selama di medan perang.
Saat itu dia ditugaskan untuk ikut serta membersihkan ladang ranjau. Di situ, dia harus menyaksikan temannya tewas tanpa dia bisa berbuat sesuatu apa pun.
Sungguh luka hati dan duka yang tidak bisa diterimanya selama ini. “Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah,” katanya lagi.
“Setiap langkah yang diayunkan merupakan perjudian antara hidup dan mati, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini. Saya ingin bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi siapa saja selama saya masih diberi waktu oleh kehidupan ini.”
Kesadaran akan nilai waktu, kadang dipicu karena pengalaman di kehidupan ini. Saat sebuah kehidupan dimulai, kepastian yang akan datang adalah kematian. Kita tidak pernah tahu kapan itu akan terjadi karena itu adalah Rahasia Tuhan.
Sebelum semua terlambat dan kata sesal mengikutinya, mari kita manfaatkan waktu untuk melalukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, dan banyak orang, agar di kehidupan ini, peranan kita sebagai manusia punya arti positif dan nilai yang hakiki.
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.