Ada seorang laki-laki tua bernama Ali Hafed yang tinggal dekat sungai Indus. Ali memiliki lahan pertanian yang sangat luas yang dijadikannya kebun buah-buahan, ladang gandum, dan kebun bunga. Ali adalah orang kaya yang bahagia.
Pada suatu hari, Ali kedatangan seorang pemuka agama yang bercerita tentang keindahan batu permata.
Si pemuka agama ini berkata, “Anakku, kalau kamu memiliki permata sebesar ibu jarimu, kamu bisa membeli sebuah kota, dan membuat anak-anakmu menjadi raja”.
Setelah pemuka agama itu pergi, Ali begitu terpukau. Bahkan, berhari-hari ia tidak bisa untuk tidak membayangkan adanya permata seperti itu.
Sejak saat itulah Ali mulai merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Ia membayangkan betapa menyenangkannya jika hidup bisa memiliki permata seperti itu.
Pada suatu hari, Ali Hafed mengambil satu keputusan yang besar, ia memutuskan untuk menjual rumah serta ladangnya. Bahkan, anak dan istrinya ia titipkan kepada tetangganya disertai dengan titipan biaya perawatan mereka.
Dengan uang yang tersisa, Ali memutuskan pergi mengembara untuk mencari permata-permata yang luar biasa itu. Dia mencari ke segala penjuru kota bahkan juga menyeberang ke negeri yang jauh.
Selama belasan tahun ia mencoba menemukan permata hingga ia kelelahan fisik dan mental. Hingga akhirnya, di dalam kemiskinan dan keputusasaan, Ali Hafed mengakhiri hidupnya dengan terjun ke laut Barcelona, Spanyol.
Sementara itu, rumahnya kini sudah ditinggali oleh petani lain. Suatu hari petani itu sedang memberi minum unta di sungai dalam kebunnya, ia melihat seberkas batu aneh memancarkan sinar warna-warni bak pelangi. Batu itu kemudian dibawa ke dalam rumah, diletakkan di atas rak, dan dia melupakannya.
Suatu hari, si pemuka agama yang biasa mengunjungi rumah-rumah penduduk di sekitar, juga mengunjungi rumah petani itu. Saat ia melihat batu yang berkilauan itu, si pemuka agama berkata, “Ini kan batu berlian! Apakah si Ali Hafed sudah kembali?”
“Oh, tidak, ia tidak kembali dan itu bukanlah berlian. Itu hanya sebuah batu yang saya temukan di kebun saya.”
“Percayalah, aku sangat mengenal berlian begitu aku melihatnya, aku tahu pasti, ini berlian.” Kata pemuka agama tersebut.
Kemudian mereka bersama-sama bergegas keluar menuju kebun tua itu dan menyendok pasir putihnya dengan jari-jari mereka. Ada lagi batu-batuan yang lebih cantik dan berharga daripada yang pertama! Dan itulah sejarah ditemukannya tambang berlian Golcanda, tambang terkaya sepanjang sejarah manusia.
Berlian-berlian kohinoor dan orloff yang menghiasi mahkota-mahkota Inggris dan Rusia berasal dari tambang itu.
Kisah ini menggambarkan, betapa kita sering sibuk mencari sesuatu yang mungkin terkadang kita sendiri tidak tahu apa yang sedang kita cari. Bila saja Ali Hafed mengetahui seperti apa bentuk batu permata itu, sebelum menjual rumah dan ladangnya, mungkin dia akan lebih mudah menemukan batu permata di pekarangannya.
Kita tidak akan pernah akan menemukan yang kita cari hingga kita mengetahui dengan pasti apa yang sebetulnya kita cari. Demikian juga orang mencari uang dan kekayaan ke mana-mana, kalau dia tidak tahu apa arti uang dan kekayaan, sampai bunuh diri terjun ke sungai, tetap tidak kaya.
I like this blog very much, Its a very nice office to read and get info.Money from blog