Suatu ketika, hiduplah seorang lelaki tua yang bodoh. Ia sudah menikah, namun belum mempunyai anak. Padahal, usia lelaki itu sudah hampir lima puluh tahun.
Lelaki tua itu tiba-tiba ingin memiliki seorang istri lagi yang muda, sempurna, dan cantik jelita.
Tentu saja, istri lelaki tua itu tidak setuju dengan keinginan suaminya. Tapi, lelaki tua itu pandai berkilah. Dengan berat hati, istri lelaki tua menyetujui keinginan suaminya.
Beberapa lama kemudian, lelaki tua itu berhasil mewujudkan keinginannya. Ia menikah dengan wanita muda yang sangat cantik. Ia pun merasa sangat senang.
Namun, apa yang terjadi? Ulala, kedua istri itu malah terus bertengkar.
“Dasar perempuan tua yang menjengkelkan.” seru istri muda kepada istri tua.
“Aku tidak menjengkelkan. Tapi, kaulah yang sangat ceroboh,” balas si istri tua.
Kedua istri lelaki tua tersebut bertengkar hampir setiap waktu. Mereka tidak pernah akur. Mereka pun selalu mengeluh kepada si lelaki tua.
Si istri muda selalu mengeluhkan tentang istri tua. Begitu juga dengan si istri tua, ia mengeluhkan tentang kecerobohan si istri muda.
“Aduh, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku kira aku akan bahagia ketika aku memiliki istri yang cantik. Tapi, malah menjadi semakin runyam.” pikir lelaki tua tersebut.
Lelaki tua hampir putus asa. Ia tidak betah berada di rumah, karena ia harus mendengarkan pertengkaran kedua istrinya.
Akhirnya, ia memutuskan untuk menghabiskan hidupnya seorang diri di sebuah hutan yang jauh dari pemukiman.
Ulala, rupanya di sana ia merasa tenang.
Saat lelaki tua menikmati hidupnya seorang diri, kedua istri si lelaki tua justru merasa sedih.
Mereka menyesali perbuatan mereka, yang telah membuat lelaki tua pergi dari rumah.
Pertengkaran hanya akan membuat hidup tak nyaman. Bersahabat jauh lebih menyenangkan.