Suatu hari, ayam dan sapi bertemu di sebuah padang rumput, lalu terjadi percakapan antara keduanya.
Sapi: Hai yam. Ngapaian kamu tampak murung begitu?
Ayam: Iya pi, soalnya saya lagi sebel banget nih dengan yang namanya manusia.
Sapi: Lah emangnya ada apa dengan manusia, yam? Apa mereka melakukan pelecehan seksual terhadapmu?
Ayam: Bukan begitu, pi. Mereka sih sebenarnya baik sama saya. Cuma dalam hal-hal tertentu, sikap mereka sungguh sangat menyakitkan.
Coba kamu bayangin, saya makan beras yang berserakan di lantai atau di halaman rumah saja diusir-usir. Padahal kurang apa lagi jasa kami terhadap mereka.
Hampir setiap hari daging dan telur kami mereka santap. Tapi saat kami buang kotoran sedikit aja di teras rumah mereka, kami langsung dicaci maki dan disambit pake sandal.
Kalau mereka berbuat kesalahan, selalu kami yang dijadikan “Ayam Hitam”.
Tulisan jelek dikatakan “Kayak Cakar Ayam”.
Tidak bisa tidur nyenyak, selalu dibilang bagai “Tidur Ayam”.
Lagi hilang semangat, mereka sebut itu “Angat-angat Tai Ayam”.
Dan parahnya lagi, jika mereka masak telur ayam, eh malah mereka bilang “Telur Mata Sapi”.
Di situ kadang saya merasa sedih, kata ayam mengakhiri curhatnya.
Sapi: Derita kamu itu tak seberapa kalo dibanding dengan saya.
Ayam: Emangnya kamu diapain sama manusia?
Sapi: Coba kamu pikir. Setiap hari susu saya dielus-elus, diremes-remes, dan dipencet-pencet, dan diambil lagi air susunya, tapi sampai sekarang saya tak pernah dinikahin. Emangnya saya sapi murahan apa?
Mumpung masih hidup di dunia, marilah kita berbuat dan mempersembahkan banyak manfaat.
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.