Seorang pemuda mengajak pacar barunya berjalan-jalan di Pantai Klayar. Setibanya di Pantai Klayar, mereka berdua ke luar dari mobil dan menikmati indahnya Pantai Klayar.
Tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebatnya, mereka pun masuk ke mobil kembali.
“Kesempatan baik,” pikir si pemuda seraya masuk ke dalam mobil. “Aku harus menciumnya.”
Saat di dalam mobil, mulailah rayuan gombal si pemuda. “Bibir kamu tuh mungil dan indah.” rayu si pemuda.
Si pemudi pun hanya menunduk dan tersipu malu. Lalu si pemuda makin nekat, melihat lawannya mulai teler. “Dik, kamu kan tahu, aku cuman cinta sama kamu doang.” rayu si pemuda.
Sekali lagi, si pemudi hanya menunduk malu.
“Boleh engga abang cium bibir adik yang mungil?” dengan nekat si pemuda mulai menjalankan aksi buayanya.
Si pemudi hanya menunduk dan tersipu malu.
Melihat tidak ada jawaban dan reaksi dari si pemudi, sang pemuda semakin yakin dengan tindakannya dan merayu kembali.
“Dik, ehm.. boleh engga abang… ehm.. cium bibir adik.. ehm.. yang mungil?”
Si pemudi masih dalam posisi menunduk dan tersipu-sipu dengan pipi merona.
Tidak tahan dengan gejolak jiwanya, si pemuda duduk semakin mendekat dan dengan suara mendesah kembali bertanya, “Adikku yang cantik, bolehkah abang……” Belum selesai berkata, tiba-tiba “Plak..!!!” Sebuah tamparan mendarat di pipi si pemuda.
Si pemudi pergi ke luar meninggalkan mobil seraya berkata, “Payah pemuda zaman sekarang, banyakan bertanya daripada kerjanya. Dari tadi tanya melulu!”
Si pemuda pun hanya bengong merenung nasib.
Jangan menjadi pemuda NATO (No Action Talk Only) artinya hanya berani bicara tapi tidak berani mewujudkan idenya.
Jangan menjadi pemuda NATO (No Action Talk Only) artinya hanya berani bicara tapi tidak berani mewujudkan idenya.