Udin dan dombanya baru saja memenangkan lomba di desa. Sebagai hadiah Udin berhak mendapatkan uang Rp 500.000. Saking senangnya Udin tidak tahan untuk jingkrak-jingkrak.
Eh, ternyata uangnya jatuh dan ditelan si Domba. Udin sedih.
Seorang juri lomba yang memang ahli perdombaan menyarankan meminumkan kopi ke si Domba lalu menepuk-nepuk pantat Domba.
Di jalan pulang Udin mampir di warung kopi. Ternyata benar, setelah meminum segelas kopi dan ditepuk tepuk pantat nya, Domba tersebut memuntahkan selembar uang merah Rp 100.000. Tukang kopi pun heran dan kagum sama si Domba.
Udin pun order segelas kopi lagi. Meminumkan kepada Domba dan menepuk pantatnya. Dan lagi, Domba memuntahkan uang merah Rp 100.000 lagi.
Kali ini tukang kopi mulai mikir “Kopi seharga Rp 3.000 domba muntah jadi Rp 100.000”.
Iseng dia menawar “Din, domba kamu saya beli saja Rp 4.000.000 ya” tentu Udin menolak.
Lalu Udin meminumkan gelas kopi ke 3, menepuk-nepuk pantat domba. Domba munta lagi Rp 100.000.
Tambah kagum, pemilik warung kopi mulai berhitung dalam hati dan berkata “Din dombanya saya beli saja Rp 10.000.000”.
Udin menolak dan kembali meminumkan kopi ke sang Domba. Lagi-lagi, Domba tersebut muntah Rp 100.000.
Kali ini sang pemilik warung kopi tidak tahan “Din saya bayar Rp 25.000.000 deh”.
Udin pun mengiyakan. Pulanglah Udin dengan uang Rp 20.000.000.
Pemilik warung mengambil segelas kopi, lalu meminumkan kepada Domba dan menepuk-nepuk pantatnya. Dan Domba memuntahkan Rp.100.000.
Pemilik warung berteriak “makasih ya, Din.”
Udin melambaikan tangan dari jauh mempercepat langkah kaki – setengah berlari.
Besoknya kampung geger si pemilik warung kopi ditangkap polisi atas penganiaan hewan. 😀
Saat melihat seseorg mendapat sesuatu. Dapatkan cerita lengkapnya. Mengambil sepotong kisah bukan saja bisa salah mengartikan tapi bisa berakibat fatal.
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.